Pemuja Berita - Pujian Johan Budi untuk Kapolri yang Bantu KPK Tangkap AKP Robin. Anggota Komisi III Fraksi PDIP Johan Budi memberikan apresiasi terhadap Polri, yang saat ini kerap bekerja sama dengan KPK dalam penegakan hukum. Johan lantas menyinggung beberapa join investigation yang dilakukan Polri dan KPK dalam memberantas kasus korupsi.

Awalnya Johan Budi, yang juga merupakan mantan juru bicara KPK, membahas terkait perubahan mendasar yang saat ini terjadi di tubuh Polri. Johan menyebut perubahan inilah yang juga membuat kepercayaan publik terhadap Polri meningkat.

"Pertama, tentu kita beri apresiasi. Tadi sudah inflasi apresiasi saya kira, saya perlu juga tambahkan bahwa kepemimpinan Pak Listyo Sigit yang sekarang presisi itu perlu kita beri apresiasi. Ada perubahan-perubahan sangat mendasar yang terjadi di tubuh Polri. Sejak 3-4 tahun ini, kepercayaan publik ke Polri meningkat dari hasil beberapa kali survei," kata Johan Budi saat rapat bersama Kapolri Jenderal Sigit di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (16/6/2021).

Mantan pimpinan KPK ini lantas menyoroti kerja sama penegakan hukum Polri dengan KPK. Dia mengapresiasi Polri yang saat ini ikut bekerja sama dengan KPK untuk menangkap penyidik KPK yang berasal dari Polri.

"Saya hanya menyoroti soal kerja sama dalam penegakan hukum, Saya apresiasi bahwa Polri sekarang ikut membantu KPK, ikut membenarkan, angkut-angkut, meluruskan KPK dengan ikut menangkap penyidik KPK yang juga notabene dari Polri. Ini perlu kita apresiasi. Kalau dulu, zaman dulu, Pak Sigit, dulu sekali, ya, saya bilang KPK suka nangkepin polisi. Kalau sekarang terbalik, polisi yang..., ini perlu kita apresiasi dengan Kabareskrim yang baru," ujarnya.

Tak hanya itu, Johan Budi juga memuji Polri yang selalu melakukan join investigation bersama KPK. Dia mengambil contoh ketika Polri bekerja sama dengan KPK menangkap Bupati Nganjuk beberapa saat lalu.

"Dan kemarin ada join investigation. Saya kira itu perlu ke depan diperbanyak, Pak Agus, dengan menangkap Bupati di Jawa Timur, Bupati Nganjuk kemarin. Kerja tim yang cukup bagus antara Polri dengan KPK," tuturnya.
Selanjutnya, Johan membahas terkait reward and punishment di tubuh Polri. Dia meminta Kapolri Jenderal Sigit tidak hanya memberikan punishment mutasi kepada jajarannya yang melakukan pidana, melainkan dicopot dan diajukan ke ranah pidana.

"Kedua, mengenai punishment and reward, sekarang momentum dengan Kapolri yang baru. Saya juga sampaikan ke Jaksa Agung. Jadi kalau ada kapolres nakal, kapolda nakal, itu jangan dimutasi, Pak, tapi bawa dia ke ranah pidana, karena itu masuk pidana. Menurut saya, kalau sudah main-main kapoldanya, kalau sudah main-main kapolresnya, main-main proyek, meras-meras, itu perlu ditangkap, tidak hanya dimutasi. Kebiasaan angkut-angkut zaman dulu, kalau ada yang nggak bener, nakal, angkut-angkut, ini nakalnya nakal pidana nih. Jangan hanya dimutasi di tempat, dipindahkan, tapi perlu dicopot jabatan dan tidak diberi kesempatan dan juga dipidana," jelasnya.

Sebagaimana diketahui, penyidik KPK dari Polri yang dibahas oleh Johan Budi, yakni AKP Robin, yang beberapa saat lalu ditangkap oleh Polri lantaran diduga memeras Wali Kota Tanjungbalai M Syahrial. Propam Polri bersama KPK saat itu menangkap penyidik berinisial SR itu.

"Propam Polri bersama KPK mengamankan penyidik KPK AKP SR hari Selasa (20/4)," ujar Kadiv Propam Polri Irjen Ferdy Sambo melalui keterangan tertulis, Rabu (21/4/2021).

"(SR) telah diamankan di Div Propam Polri," tambahnya.

Sambo saat itu menyebut penyidikan terhadap kasus tersebut bakal dilanjutkan oleh KPK. Namun, lanjut Sambo, KPK bakal tetap berkoordinasi dengan Propam.

"Selanjutnya, penyidikan kasus tersebut dilakukan oleh KPK. Namun tetap berkoordinasi dengan Propam Polri," imbuh Sambo. Daftar TiketQQ