Pemuja Berita - Ridwan Kamil Janji Segera Umumkan Data Kematian PDP-ODP COVID-19 .Gubernur Jabar Ridwan Kamil berjanji segera membuka data warga berstatus Orang Dalam Pemantauan (ODP) dan Pasien Dalam Pengawasan (PDP) COVID-19 yang meninggal. Hal ini menyusul sorotan soal tak diungkapnya data kasus meninggalnya warga berstatus ODP dan PDP.
"Kita putuskan, kita akan meng-update besok (Rabu) kematian ODP dan PDP berdasarkan laporan manual saja. Nah laporan manualnya pasti ada gap ya, tapi kita akan laporkan. Kurang lebih sekitar 1.000-an sekian, jadi memang ada gap di situ," ucap pria yang akrab disapa Kang Emil ini usai rapat koordinasi di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Kota Bandung, Selasa (7/7/2020).
Emil menjelaskan alasan tidak diungkapkannya data warga meninggal yang berstatus ODP dan PDP. Menurut dia, hal itu lantaran datanya langsung masuk ke rumah sakit.
"Sebenarnya kan datanya itu ada di rumah sakit, yang upload-nya langsung ke pusat melalui aplikasi yang namanya SIRS online. Gugus Tugas sudah kirim surat supaya bisa mengakses, tapi per hari ini belum ada jawaban. Jadi akhirnya kita putuskan kita akan meng-update besok kematian ODP dan PDP," tutur Emil.
Meski begitu, Emil menyatakan PDP dan ODP yang meninggal tidak bisa didefinisikan sebagai COVID-19. Menurutnya, yang meninggal bisa dikarenakan penyakit lain, namun berhubung sakit di masa pandemi, sehingga dikategorikan PDP.
"Tapi tidak bisa didefinisikan itu sebagai COVID karena bisa orang yang sakit dalam masa pandemi kan dihitungnya PDP, nah dia sembuh atau meninggal negatif dari COVID tapi statusnya sudah keburu dicap PDP," ujarnya.
BACA JUGA : Relawan Kecewa ke Anies: Dia Menang Pilgub DKI karena Janji Tolak Reklamasi!
"Jadi ini juga edukasi kepada publik, tidak serta merta itu adalah orang positif yang tidak terdeteksi keburu meninggal. Nggak bisa begitu, terlalu zalim kalau kita menyimpulkan seperti itu. Tapi poinnya adalah siapa-siapa yang status ODP dan PDP kita akan tambahi update statusnya sebelum SIRS online itu kita diberikan akses. Kita akan gunakan data manual, besok mungkin sudah update ya," tutur Emil menambahkan.
Data PDP dan ODP terkait COVID-19 di Jabar menjadi sorotan. Pasalnya, data ODP dan PDP yang meninggal tidak ditampilkan atau tak diekspose di laman Pusat Informasi dan Koordinasi COVID-19 Jabar (Pikobar).
Setiap harinya Jabar hanya mengumumkan total warga yang terkonfirmasi positif, jumlah kesembuhan, dan jumlah pasien positif yang meninggal dunia. Tanpa membuka jumlah kematian ODP atau PDP yang juga dimakamkan dengan protokol COVID-19.
Hal ini dipersoalkan seorang penulis, Ahmad Arif, melalui akun Twitternya @aik_arif. Ia membuka bahasan dengan membandingkan data jenazah yang dimakamkan dengan protokol COVID-19 dan data kematian sementara yang muncul di Pikobar.
"Jawa Barat halo... kenapa tidak transparan dg jumlah kematian terkait Covid-19? Data tgl 3 Juli, korban meninggal dg protokol Covid-19 di Jabar sudah 2.240 orang lho (baik konfirm maupun dr gejala klinis). Sementara yg diumumkan meninggal baru 178," tulis akun @aik_arif.
Ia kemudian menyebut banyak korban jiwa dengan status PDP dan ODP yang dikubur dengan protokol COVID-19 tidak terlaporkan. "Banyak sekali korban jiwa di Jabar dg status PDP dan ODP yg dikubur dg protokol Covid-19 tp tdk terlaporkan. Mungkin Jabar bisa meniru Jakarta yg sudah melaporkan kematian PDP/ODP nya. Transparansi informasi dibutuhkan publik memahami risiko dengan lebih baik," tulis akun tersebut. QQ Online
0 Comments