Pemuja Berita - Geger Virus Tick-Borne Mewabah di China Saat Pandemi Corona, Ini 5 Faktanya. Belum usai masalah pandemi Corona, China kini digemparkan masalah kesehatan lain. China sedang berhadapan dengan virus tick-borne.
Dilansir Times of India, virus tick-borne telah menginfeksi hampir 67 orang dan menewaskan sedikitnya 7 orang di China. Sementara itu, para ilmuwan dan ahli medis percaya bahwa infeksi tersebut ditularkan dari kutu ke manusia. Bahkan pihak berwenang setempat telah memperingatkan orang-orang tentang kemungkinan penularan penyakit dari manusia ke manusia.
Sebenarnya apa itu virus tick borne? Ini fakta-faktanya.
1. Ditularkan oleh kutu
Virus dengan nama asli severe fever with thrombocytopenia syndrome (SFTS) ini umumnya ditularkan melalui gigitan kutu. Dalam studi tahun 2015, beberapa spesies kutu yang diduga sebagai pembawa virus SFTS, seperti H longicornis, R microplus, H campanulata dan D sinicus pada anjing, kucing, domba, dan sapi.
Karena vektor virus berupa kutu, peternak, pemburu dan pemilik hewan peliharaan rentan terkena penyakit. Para ilmuwan mengungkap bahwa virus ini sering ditularkan ke manusia lewat hewan seperti kambing, sapi, rusa, dan domba. Meski terinfeksi virus, hewan umumnya tidak menunjukkan gejala.
2. Bukan virus baru
Virus tick borne bukanlah penyakit baru, Bunda. Karena virus ini telah ditemukan di China, Korea Selatan, dan Jepang sejak 2009. Kasus pertama dilaporkan terjadi di provinsi Hubei dan Henan pada 2009.
3. Gejala
Menurut laporan harian China, seorang wanita dari Nanjing yang pernah terinfeksi melaporkan gejala yang dialaminya seperti demam dan batuk. Setelah diperiksa, dokter mendapatkan dia memiliki trombosit rendah serta penurunan leukosit dalam darahnya.
BACA JUGA : 10 Konten Youtube Ini Bener-Bener Nggak Berfaedah Tapi yang Nonton Juga Banyak. Pada Ngapain Sih!?
Beberapa gejala lain dari penyakit ini termasuk sakit kepala, kelelahan, sakit otot, anoreksia, mual, diare, muntah, sakit perut, gingival hemorrhage (pendarahan gusi) hingga pembengkakan konjungtiva (lapisan tipis pada area putih mata).
4. Penularan dari manusia bisa terjadi
Sheng Jifang, seorang dokter dari rumah sakit afiliasi pertama di bawah Universitas Zhejiang mengatakan bahwa kemungkinan penularan dari manusia ke manusia tidak dapat dikesampingkan. Pasien dapat menularkan virus ke orang lain melalui darah atau lendir. Hanya saja, dokter memperingatkan bahwa gigitan kutu adalah rute penularan utama. Jadi selama orang tetap berhati-hati, tidak perlu terlalu panik atas penularan virus ini.
5. Belum ada vaksin
Vaksin untuk mengatasi penyakit ini belum ditemukan. Sejauh ini, pasien mendapat terapi dengan obat antivirus Ribavin yang diketahui efektif. Untuk pencegahan, CDC China mendorong masyarakat agar tidak pakai celana pendek ketika berada di area rerumputan tinggi, hutan, dan lingkungan lain di mana kutu berkembang. QQ Online
0 Comments