Pemuja Berita - Situs Berita Tempo.co Diretas, Pemred Sebut Ada Upaya Pembungkaman. Situs berita Tempo.co diretas pada dini hari tadi. Pemimpin Redaksi (Pemred) Tempo.co menyebut peretasan ini sebagai upaya pembungkaman pers.
Situs Tempo.co sempat tidak bisa diakses mulai Jumat (21/8/2020), mulai dini hari. Kemudian, ada tampilan pesan tertentu di tampilan layar, sebelum akhirnya Tempo.co mengambil alih kembali situsnya pukul 01.30 WIB.
"Memang benar website Tempo.co ada yang coba meretas berkali-kali. Kita menganggap ini salah satu upaya mengganggu kerja jurnalistik yang dilakukan Tempo, aktivitas rutin yang dilakukan dan diatur Undang-Undang Pers," kata Pemred Tempo.co, Setri Yasra, kepada detikcom, Jumat (21/8/2020).
Tampilan Tempo.co berubah menjadi hitam dengan tulisan sebagai berikut:
Deface By @xdigeeembok. STOP HOAX! Stop Hoax, Jangan BOHONGI Rakyat INdonesia. Kembali ke etika jurnalistik yang benar patuhi dewan pers. Jangan berdasarkan ORANG yang BAYAR saja. Deface By @xdigeeembok.
BACA JUGA : Tere Liye Trending di Twitter, Lihat Profil dan Kutipan-kutipan Puitisnya
"Berbagai upaya mengganggu tersebut yang dikategorikan sebagai upaya pembungkaman tidak akan berdampak apa-apa terhadap kami. Tempo akan tetap dan terus bekerja seperti biasa, menyampaikan informasi di lapangan untuk kepentingan publik dan Republik," kata Setri Yasra.
Setri Yasra belum mengetahui siapa gerangan pihak yang meretas situs beritanya. Dugaan adanya upaya pembungkaman di balik peretasan ini muncul lantaran si peretas menyampaikan pesan soal berita.
"Karena cara-cara yang dipakai dan pesan yang disampaikan peretas soal berita, patut diduga ini bagian dari upaya-upaya membungkam, dan mengganggu kebebasan pers," kata dia.
Kerja jurnalistik dijamin dan dilindungi undang-undang. Peretas menampilkan pesan soal 'kode etik jurnalistik'. Seharusnya, apabila ada keberatan perihal kode etik jurnalistik, keberatan tersebut bisa disampaikan lewat jalur yang tersedia, yakni lewat Dewan Pers.
"Kalau memang itu misinya (menyampaikan keberatan terkait penegakan etika jurnalistik), kenapa tidak ditempuh langkah elegan dan bermutu itu. Bukan secara diam-diam dan sembunyi, yang juga tidak memberikan pesan apa-apa ke kami, selain patut diduga sebagai upaya pembungkaman," kata Setri Yasra. Daftar TiketQQ
0 Comments