Pemuja Berita - Apakah Banjir Bisa Memperparah Penularan COVID-19?. Banjir melanda sejumlah kawasan di Indonesia, tak terkecuali di Jakarta, wilayah dengan angka COVID-19 tertinggi di Indonesia. Apakah banjir bisa memperparah penularan COVID-19?

SARS-CoV-2, nama lain dari virus Corona, menular lewat droplet (cairan dari hidung dan mulut) lewat bersin, batuk, hingga ludah. Saat banjir datang, tempat hidup warga terendam air.

Dikutip dari situs Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Selasa (21/9/2020), ada penyakit yang menular lewat air (water-borne disease), misalnya penyakit tifus, kolera, leptospirosis, dan hepatitis A.

Ada pula penyakit yang menular lewat vektor, yakni dibawa oleh hewan tertentu. Penyakit vector-borne disease ini antara lain demam berdarah, penyakit kuning, dan virus West Nile. Hewan-hewan pembawa penyakit (misalnya nyamuk) bisa saja berkembang biak lebih banyak bila kondisinya memungkinkan, gara-gara banjir atau hal lainnya.

Lalu bagaimana dengan virus Corona?

Dalam kondisi banjir, saluran-saluran got tergenang air, sungai-sungai meluap, bahkan jamban juga ikut terendam. Air banjir bisa saja mengandung urine hingga tinja banyak warga, sangat mungkin pula mengandung droplet berupa ludah atau ingus sembarang orang.

Virolog (ahli virus) Sebastian Wurtzer dari perusahaan air minum Eau de Paris menjelaskan, ada konsentrasi virus Corona di air limbah. Dia melakukan riset soal kandungan virus Corona di air limbah saat wabah COVID-19 merebak. Dia hendak menyelisik potensi kandungan virus di air limbah untuk memprediksi pandemi COVID-19 gelombang kedua.

BACA JUGA : Menlu Ungkap RI Juga Gandeng Inggris Kerja Sama Vaksin Corona

"Got-got menyediakan data wabah dalam waktu yang sebenarnya (real-time), karena mereka mengumpulkan tinja dan urine secara konstan dan dapat mengandung virus Corona yang telah menginfeksi manusia," demikian kata Wutrzer, dilansir Science Magazine.

Studi serupa dijalankan oleh kelompok ilmuwan dari Belanda dan Amerika Serikat, Bertsch. Mereka meneliti saluran pembuangan yang menampung limbah 600 ribu orang di Australia, pada Marte dan April 2020. Mereka menemukan, virus Corona banyak ditemukan di limbah itu. Saat puncak wabah, virus Corona semakin banyak ditemukan di limbah itu.

Corona tidak menular lewat air

Tenang saja, virus Corona tidak menular lewat air. Paling tidak, risiko penularannya kecil.

WHO dalam panduan sementara, 'Air, Sanitasi, Kebersihan, dan Tata Air untuk SARS-CoV-2' tertanggal 29 Juli 2020, menjelaskan soal hal ini.

Virus Corona memang ada di air, namun virus itu tidak mampu menular ke manusia. WHO mendasarkan pada penelitian virus Corona di saluran air minum.

"Keberadaan SARS-CoV-2 di air minum yang tidak diolah adalah mungkin, namun virus itu tidak terdeteksi mampu menginfeksi lewat saluran air minum," kata WHO.

Di kawasan Italia utara, lokasi yang pernah dikecamuk COVID-19, ada sungai yang terdeteksi mengandung fragmen RNA virus Corona, alias potongan-potongan 'tubuh' si virus. Temuan itu didapatkan saat Italia mengalami puncak wabah. Namun risiko penularan dari air semacam ini dinyatakan rendah.

Bahkan, di kolam renang yang mengandung tinja, virus Corona juga ada. Namun virus itu tidak cukup kuat untuk menginfeksi manusia. Terlebih, bila kolam renang itu mengandung klorin, virus Corona bisa mati.

"Risiko penularan SARS-CoV-2 dari air murni dan air pesisir, atau kolam renang dan air di spa yang terkontaminasi tinja, adalah sangat rendah," kata WHO.

Di air banjir

Sama halnya dengan air got, air kolam renang bercampur tinja, atau sumber air minum, air banjir juga bisa saja mengandung Corona. Namun virus itu tidak cukup kuat untuk menginfeksi orang.

"Potensi penularan via air banjir itu kecil. COVID-19 ini bukan water-borne disease," kata epidemiolog Dicky Budiman, saat ditanyai detikcom, Selasa (22/9/2020).

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia alumni Universitas Padjadjaran ini menjelaskan, masyarakat tak perlu ketakutan soal air banjir yang mengandung virus Corona.

"Tidak usah terlalu khawatir soal masalah airnya, tapi prinsip pencegahan tetap dijaga," kata dia. Masyarakat harus tetap menerapkan penggunaan masker, jaga jarak, dan cuci tangan dengan sabun. Protokol kesehatan pencegahan COVID-19 harus senantiasa dijaga. Daftar TiketQQ