Pemuja Berita - Heboh Kebijakan Privasi Baru WhatsApp Sampai Akhirnya Ditunda. WhatsApp mulai mengenalkan kebijakan privasi terbarunya yang kontroversial pada pekan lalu. Sebagai aplikasi messenger terbesar di dunia dengan dua miliar pengguna, wajar jika update ini menimbulkan kehebohan di jagad internet.

Pengguna yang khawatir akan keamanan datanya langsung pindah ke aplikasi messenger alternatif. Bahkan update ini juga menjadi perhatian regulator di beberapa negara.

Setelah memberikan beberapa klarifikasi tentang kebijakan terbarunya, WhatsApp akhirnya memutuskan untuk mengundur penerapan kebijakan ini. Berikut adalah rangkuman lika-liku kebijakan privasi baru WhatsApp sebelum akhirnya ditunda.

1. WhatsApp kenalkan kebijakan privasi baru
Sepekan yang lalu WhatsApp memberikan notifikasi di aplikasinya tentang ketentuan dan kebijakan privasi terbaru. Ada tiga poin utama dalam update ini yang fokus kepada perpesanan dengan akun bisnis.

Tiga poin utama dalam kebijakan terbaru ini mempengaruhi bagaimana WhatsApp memproses data pengguna, bagaimana bisnis bisa menggunakan layanan yang dihosting Facebook untuk menyimpan dan mengelola isi percakapan, dan bagaimana WhatsApp akan bermitra dengan Facebook untuk menawarkan integrasi yang lebih dalam di produk-produk mereka.

Kebijakan ini akan mulai diterapkan pada 8 Februari 2021 mendatang. Jika pengguna masih ingin mengakses WhatsApp setelah tanggal tersebut, mereka harus menerima kebijakan baru tersebut. Jika tidak setuju, pengguna bisa menghapus akun mereka.

Pengguna pun kaget dan bingung karena kebijakan ini dirilis secara tiba-tiba dan tanpa penjelasan dari WhatsApp sebelumnya. Setelah itu WhatsApp pun langsung bergerak cepat untuk menenangkan penggunanya.

2. Sederet klarifikasi WhatsApp
Setelah kebijakan ini diumumkan, WhatsApp telah beberapa kali memberikan klairifikasinya. Dalam klarifikasi pertama, WhatsApp mengatakan kebijakan berbagi data dengan Facebook sebenarnya telah berlaku sejak tahun 2016.

"Sejak 2016, WhatsApp telah membagikan sejumlah data terbatas dengan Facebook di ranah backend, khususnya untuk kebutuhan infrastruktur. Tidak ada perubahan baru di update kebijakan ini," ucap WhatsApp dalam keterangan resminya, Sabtu (9/1/2021).

Untuk update kebijakan privasi ini lebih fokus pada perpesanan dengan akun bisnis. WhatsApp mengatakan bisnis sekarang bisa menggunakan layanan hosting Facebook untuk menyimpan chat WhatsApp mereka.

Artinya percakapan pengguna dengan bisnis tersebut bisa disimpan di server Facebook. Bisnis juga bisa menentukan bagaimana mereka menggunakan atau membagikan informasi tersebut. Jadi pengguna bebas memilih apakah mereka mau berinteraksi dengan akun bisnis atau tidak.

WhatsApp mengatakan perubahan kebijakan ini tidak mempengaruhi percakapan pribadi di luar konteks tersebut.

"Semua percakapan ini masih akan terenkripsi end-to-end. WhatsApp maupun Facebook tidak bisa mengaksesnya," jelas WhatsApp.

Dalam klarifikasi berikutnya, WhatsApp kembali menjelaskan keamanan pesan pengguna dalam platform-nya. WhatsApp mengatakan tidak bisa melihat pesan atau panggilan telepon, begitu juga dengan Facebook.

Aplikasi messagung ini juga tidak mencatat atau menyimpan pesan dan panggilan yang dibuat pengguna. WhatsApp mengatakan mereka tidak membagikan kontak pengguna dengan Facebook dan tidak bisa melihat lokasi yang dibagikan pengguna.

Dalam klarifikasi terbaru ini, WhatsApp kembali menyebut bahwa pembaruan kebijakan privasi ini hanya berlaku untuk percakapan dengan akun Bisnis yang menggunakan WhatsApp Business API dan memilih provider hosting di luar WhatsApp.

"WhatsApp ingin penggunanya jelas bahwa bisnis tersebut kini dapat menggunakan infrastruktur hosting Facebook untuk chat melalui WhatsApp. Artinya, percakapan dengan bisnis tersebut dapat disimpan di server Facebook," tulis WhatsApp.

"Jika pengguna berbicara dengan bisnis yang memilih metode penyimpanan di luar WhatsApp, kami akan menampilkan notifikasi di chat tersebut. Pengguna kemudian berhak dan bebas memilih apakah mereka mau berinteraksi dengan bisnis tersebut atau tidak," tambahnya.

3. Disindir Elon Musk dan bos Telegram
Beberapa hari setelah WhatsApp mengenalkan kebijakan privasi terbarunya, CEO SpaceX dan Tesla Elon Musk menyindir WhatsApp lewat Twitter dan mengajak pengikutnya untuk pindah ke Signal. Musk memang dikenal sering mengkritik Facebook dan anak perusahaannya.

Kebijakan baru WhatsApp yang membagi data kepada Facebook juga disindir CEO Telegram Pavel Durov. Menurutnya, langkah tersebut sama artinya dengan tidak menghormati privasi pengguna.

"Jutaan orang marah dengan kebijakan baru WhatsApp, yang sekarang mengharuskan pengguna memasukkan semua data pribadi mereka ke mesin iklan Facebook. Tidak mengherankan jika banyak pengguna beralih dari WhatsApp ke Telegram, yang sudah berlangsung beberapa tahun, semakin cepat," tutur Pavel dalam sebuah channel di Telegram.

Imbasnya, jumlah pengguna Signal dan Telegram langsung meroket dalam beberapa hari belakangan. Bahkan kedua aplikasi ini sampai menjadi aplikasi paling populer di toko aplikasi seperti Apple App Store dan Google Play Store.

Seperti dikutip detikINET dari Associated Press, Jumat (15/1/2021) analisa dari Sensor Tower menunjukkan Signal didownload sebanyak 17,8 juta kali di Play Store dan App Store pada 5 sampai 12 Januari. Itu merupakan peningkatan 61 kali lipat dari minggu sebelumnya yang sebesar 285 ribu kali.
Kemudian Telegram tembus 15,7 juta kali download di kurun waktu yang sama, 5 sampai 12 Januari, peningkatan dari jumlah 7,6 juta kali pada minggu sebelumnya. Bahkan Telegram telah mengumumkan jumlah pengguna aktif telah mencapai 500 juta user.

Adapun angka download terkini WhatsApp berada di belakang keduanya, dengan 10,6 juta kali unduhan, turun dari 12,7 juta kali download pada minggu sebelumnya.

4. Dipanggil Kominfo
Kebijakan baru WhatsApp juga menjadi perhatian Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) yang awal pekan ini memanggil pihak WhatsApp/Facebook regional Asia-Pasifik.

"Hari ini Kominfo memanggil pengelola WA/FB Asia Pacific Region untuk memberikan penjelasan lengkap. Setelah itu pemerintah akan menetapkan kebijakan lanjutan terkait dengan hal ini," demikian keterangan dari Menkominfo Johnny G Plate.

Sebagai tindak lanjut dari pertemuan tersebut, Menkominfo menekankan agar WhatsApp serta pihak-pihak terkait melakukan hal-hal sebagai berikut:

1. Menjawab perhatian publik dengan memberikan penjelasan kepada masyarakat Indonesia yang disampaikan secara lengkap, transparan, jelas, mudah dipahami dan dapat diakses oleh publik terkait pembaruan kebijakan privasi Whatsapp, khususnya terkait kekhawatiran masyarakat mengenai:
a. jenis-jenis data pribadi yang dikumpulkan dan diproses oleh Whatsapp serta dibagikan kepada pihak ketiga;
b. tujuan dan dasar kepentingan pemrosesan data pribadi;
c. jaminan akuntabilitas pihak yang menggunakan data data pribadi;
d. mekanisme yang tersedia bagi pengguna untuk melaksanakan hak-haknya, termasuk hak untuk menarik persetujuan serta hak-hak lain, yang dijamin oleh peraturan perundang-undangan yang berlaku; dan
e. hal-hal lain yang menjadi perhatian publik.

2. Meningkatkan kepatuhan terhadap ketentuan hukum dan peraturan perundang-perundangan yang mengatur tentang pelindungan data pribadi di Indonesia, antara lain:
a. melaksanakan pemrosesan data pribadi sesuai dengan prinsip-prinsip yang berlaku;
b. menyediakan formulir persetujuan pemrosesan data pribadi dalam Bahasa Indonesia;
c. melakukan pendaftaran sistem elektronik;
d. menjamin pemenuhan hak-hak pemilik data pribadi; dan
e. kewajiban berdasarkan ketentuan-ketentuan lain sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Dalam keterangannya, Kominfo menekankan agar masyarakat makin hati-hati dalam penggunaan beragam layanan online dengan selalu membaca kebijakan privasi serta dokumen syarat dan ketentuan sebelum memberi persetujuan penggunaan data pribadi.

"Ada berbagai ragam platform media sosial yang tersedia, kominfo minta perhatian kepada masyarakat untuk semakin waspada dan bijak dalam menentukan pilihan media sosial yang mampu memberikan pelindungan data pribadi dan privasi secara optimal," sebut Menkominfo.

5. Akhirnya ditunda
Aturan privasi baru yang akan diterapkan WhatsApp membuat perusahaan di bawah Facebook ini banjir kritikan dan bikin sebagian user eksodus ke aplikasi pesaing, terutama Signal dan Telegram. WhatsApp pun menarik rem darurat.

Pada awalnya, implementasi kebijakan baru itu akan dilakukan pada tanggal 8 Februari, di mana user harus menyetujuinya atau tidak bisa lagi menggunakan WhatsApp.

Namun kini, WhatsApp memutuskan menundanya selama 3 bulan sampai 15 Mei. Jadi pengguna memiliki perpanjangan waktu untuk meninjau dan menerima pembaruan ini, dan tidak akan ada akun yang dihapus pada 8 Februari.

"Kami mendengar dari banyak orang tentang banyaknya kebingungan terkait update terbaru kami. Ada banyak misinformasi yang menyebabkan kecemasan dan kami ingin membantu setiap orang memahami prinsip kami dan faktanya," tulis WhatsApp di blognya.

Kebijakan privasi baru WhatsApp memang dianggap membingungkan bagi sebagian orang. "Setelah membaca kebijakan privasi (WhatsApp), saya menganggapnya sangat membingungkan dan sulit diikuti," cetus bos Signal, Brian Acton, yang juga merupakan pendiri WhatsApp. Daftar TiketQQ