Pemuja Berita - China Sindir Taiwan yang Terima Donasi Vaksin Corona dari AS dan Jepang. Media nasional China, Global Times, menyindir Taiwan yang menerima donasi vaksin virus Corona (COVID-19) dari Amerika Serikat (AS) dan Jepang. Otoritas Taiwan diketahui sebelumnya menolak tawaran vaksin Corona dari China.

Seperti dilansir Global Times, Sabtu (5/6/2021), dalam editorialnya bahwa Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen, diperingatkan untuk tidak terburu-buru berterima kasih atas apa yang disebut pakar dan publik China sebagai 'lip service' dan 'vaksin yang dipertanyakan'.

Gedung Putih mengumumkan pada Kamis (3/6) waktu setempat bahwa AS akan menyalurkan 80 juta dosis vaksin Corona ke seluruh dunia, dengan pasokan pertama sebanyak 25 juta dosis dikirimkan bulan ini. Dari jumlah itu, sekitar 7 juta dosis di antaranya akan disalurkan ke kawasan Asia, termasuk ke Taiwan dan India.

Pada Jumat (4/6) waktu setempat, otoritas Jepang memberikan secara gratis sebanyak 1,24 juta dosis vaksin AstraZeneca kepada Taiwan.

Presiden Tsai merespons dengan cepat melalui ucapan terima kasih untuk AS dan Jepang via Twitter. Kepada pemerintah AS, seperti dilansir udn.com, Presiden Tsai menyebut Taiwan merasakan kehangatan dari AS. Sedangkan kepada pemerintah Jepang, dalam cuitan berbahasa Jepang, Presiden Tsai menyatakan dirinya 'lega bahwa Taiwan dan Jepang bisa saling mendukung' dan 'secara tulus berterima kasih atas persahabatan mendalam'.

Bahkan perwakilan Kantor Ekonomi dan Budaya Taiwan di Jepang, Hsieh Chang-ting, merilis foto dirinya membungkukkan badan di bandara saat donasi vaksin Corona dari Jepang diterbangkan ke Taiwan.

Hal itu menuai kritikan dan cemoohan dari netizen China, yang disebut Global Times, merasa marah atas perilaku pejabat Taiwan yang dianggap seperti 'budak'.

BACA JUGA : Luhut Dikabarkan Terbang ke China, Mau Temui Siapa?

"Membungkuk tidak cukup, Anda harus berlutut untuk berterima kasih pada kaisar," tulis salah satu komentar netizen China yang dilansir Global Times.

"Itu sungguh foto stunt politik... Yang belum dia lakukan hanyalah berlutut," timpal netizen China lainnya.

Kemarahan publik China memuncak kepada Taiwan yang sebelumnya menolak tawaran vaksin dari negara tersebut. Beberapa mengkhawatirkan bahwa Jepang hanya membuang vaksin yang dipertanyakan ke Taiwan, merujuk fakta bahwa vaksin AstraZeneca tidak disertakan dalam program vaksinasi Corona di Jepang karena adanya risiko pembekuan darah seperti dilaporkan di Eropa.

"Anda menolak vaksin yang diberikan (China) daratan ratusan juta dosis tanpa masalah, tapi menerima vaksin yang tidak diinginkan orang lain. Sungguh memalukan!" sebut netizen China lainnya mengkritik Presiden Tsai.

Kritikan untuk Taiwan juga datang dari pakar dan pejabat China. Juru bicara Kantor Urusan Taiwan pada Dewan Negara China, Ma Xiaoguang, menyebut Partai Progresif Demokratik Taiwan (DPP) telah membuat banyak alasan untuk menolak vaksin China yang telah disetujui Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang akhirnya memicu kenaikan kasus dan kematian di wilayahnya.

"Apakah keberlangsungan politik DPP lebih penting dari nyawa penduduk Taiwan? Bukankah lebih penting menumbuhkan herd immunity di Taiwan daripada memainkan konfrontasi politik dengan daratan? DPP harus memberikan jawaban pada penduduk pulaunya," cetus Ma.

Secara terpisah, pakar senior lintas selat pada Universitas Normal Minnan, Wang Jianmin, menuturkan kepada Global Times, bahwa bantuan semacam itu dari AS dan Jepang mungkin memiliki motif politik.

Wang menyebut bantuan vaksin dari Jepang tidak akan menyelesaikan masalah praktis di Taiwan soal ketersediaan vaksin Corona. "Menawarkan vaksin AstraZeneca, yang tidak digunakan, lebih merupakan penghinaan," sebutnya. Daftar TiketQQ