Pemuja Berita - Cerita Pilu Nakes RI di Tengah Amukan COVID-19, Burnout-Alami Kekerasan. Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) Harif Fadhillah mengungkap beban mental yang sedang dihadapi para tenaga kesehatan (nakes) di tengah lonjakan kasus COVID-19 di Indonesia. Disebutkan, dalam seminggu terakhir terdapat 3 kasus kekerasan yang dilakukan keluarga pasien terhadap nakes.

"Variasi terhadap tekanan nakes itu tambah banyak, bukan hanya dimarah-marah, ditekan-tekan, dikasari, bahkan minggu lalu ada 3 kasus pemukulan perawat oleh keluarga pasien dalam satu minggu, dari tiga itu dua karena oksigen," ujar Harif dalam konferensi pers Lapor COVID-19, Jumat (9/7/2021).

Sebelumnya Harif mengatakan banyak nakes yang terinfeksi virus Corona, sehingga jumlahnya berkurang di lapangan, sementara angka kasus COVID-19 terus bertambah tinggi setiap harinya membuat mereka tak hanya mengalami kelelahan fisik, namun juga mental.

Menurut Harif, angka nakes yang mengalami burnout atau beban mental sebelum terjadinya lonjakan kasus COVID-19 itu sudah mencapai 84 persen. "Nah setelah lonjakan kasus saya kira 90 persen pasti akan lebih banyak," ucapnya.

BACA JUGA : Viral Warga Anonim Adukan Pelanggaran Prokes via JAKI tapi Identitasnya Bocor

Lebih lanjut, kata Harif, ada tiga faktor utama yang bisa menambah beban mental pada nakes. Pertama, adanya lonjakan kasus COVID-19 yang membuat beban kerja mereka menjadi bertambah berkali-kali lipat.

Kedua, kurangnya jumlah nakes yang bertugas karena banyak di antara mereka yang terpapar COVID-19. Terakhir, karena fasilitas pelayanan kesehatan yang tidak memadai, imbas penuhnya tingkat keterisian tempat tidur untuk perawatan pasien.

"Selain beban tekanan, tambahannya juga tindakan kekerasan dari keluarga pasien dan juga beban mental yang ditanggung oleh perawat, dokter, dan bidan, itu bukan karena tekanan juga, tapi bagaimana rasa empati ini mereka melihat pasien yang mengantre, pasien yang nggak dapat tempat, yang ada di tenda-tenda itu menambah tekanan psikologis kita," kata Harif.

"Kita ingin menolong, tapi apa daya tidak punya kekuatan terhadap fasilitas mencukupi itu," tuturnya.  Daftar TiketQQ