Pemuja Berita - 19 Orang Divonis Mati Atas Tuduhan Bunuh Kolega Tentara Myanmar. Sedikitnya 19 orang dijatuhi hukuman mati di Myanmar atas tuduhan membunuh kolega dari seorang tentara berpangkat kapten di Yangon.

Seperti dilansir Reuters dan CNN, Sabtu (10/4/2021), dari 19 orang yang divonis mati itu, sebanyak 17 orang di antaranya diadili dan divonis secara in-absentia. Vonis mati itu diumumkan oleh televisi Myawaddy yang dimiliki militer Myanmar pada Jumat (9/4) waktu setempat.

Tidak disebutkan lebih jelas identitas korban yang dibunuh dalam kasus ini. Para terdakwa dalam kasus pembunuhan ini juga tidak diungkap ke publik.

Hanya disebutkan bahwa pembunuhan itu terjadi pada 27 Maret lalu di distrik Okkalapa Utara di Yangon -- kota terbesar di Myanmar. Saat itu, hukum darurat militer diberlakukan di distrik tersebut, sehingga memampukan pengadilan militer untuk menjatuhkan hukuman.

Vonis mati semacam ini merupakan yang pertama diumumkan secara terang-terangan sejak kudeta militer dilancarkan pada 1 Februari lalu dan pasukan keamanan Myanmar menggunakan kekerasan berlebihan terhadap para demonstran antikudeta.

Pada Jumat (9/4) waktu setempat, junta militer Myanmar mengklaim bahwa unjuk rasa antikudeta semakin menyusut karena orang-orang menginginkan perdamaian. Ditegaskan kembali oleh junta militer bahwa pemilu baru akan digelar dalam dua tahun ke depan di Myanmar.

BACA JUGA : Toko Online Jack Ma Kena Denda Rp 40 Triliun

Klaim junta militer Myanmar itu disampaikan saat laporan sejumlah saksi dan media lokal menyebut sejumlah orang tewas di kota Bago, dekat Yangon, saat pasukan keamanan menembakkan granat ke arah demonstran antikudeta pada Jumat (9/4).

Disebutkan saksi mata bahwa sedikitnya 10 orang tewas dan jasad mereka ditumpuk di dalam sebuah pagoda setempat.

Laporan media lokal Myanmar Now dan Mawkun secara terpisah menyebut sedikitnya 20 orang tewas dan banyak lainnya luka-luka. Tidak dimungkinkan untuk mendapat angka pasti untuk korban jiwa, karena tentara Myanmar memblokir area di sekitar pagoda tersebut.

Dalam konferensi pers di Naypyitaw, juru bicara junta militer Myanmar, Brigadir Jenderal Zaw Min Tun, menyatakan bahwa militer mencatat 248 kematian sejauh ini. Dia membantah penggunaan senjata otomatis oleh pasukan keamanan Myanmar. Dia juga menyebut bahwa 16 polisi Myanmar tewas dalam berbagai insiden.

Sementara data dari kelompok aktivis Asosiasi Bantuan untuk Tahanan Politik menyebut 614 orang tewas, termasuk 48 anak-anak, dalam unjuk rasa di berbagai wilayah. Lebih dari 2.800 orang ditahan sejak kudeta pada 1 Februari lalu. Daftar TiketQQ